top of page

Ramadhan Mubarak


Puasa merupakan terjemah dari shoum (bahasa Arab) yang berarti menahan diri dari sesuatu. Sedangkan menurut istilah puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa dimulai dari terbit fajar (subuh) sampai terbenam matahari (maghrib).


Kata mutiara selalu menghiasi lisan Nabi Muhammad SAW. Setiap tutur kata beliau tersusun dengan sangat indah. Oleh itu, dengan membaca kata mutiara puasa dari hadis Rasulullah, semangat berpuasa kembali bergelora. Janji pahala Allah dan shurga-Nya yang sangat diidamkan muslimin nampak terbentang luas saat membaca riwayat dari sang utusan Allah terakhir


Fungsi dan tujuan dari kata mutiara adalah sebagai kata-kata inspirasi maupun motivasi bagi seseorang yang mendengar atau membaca. Kata mutiara dianggap akan dapat bermanfaat bagi seseorang dalam menjalani kehidupan karena memiliki berbagai makna yang dapat meningkatkan kebajikan dan kebijaksanaan hidup. Berikut adalah kata-kata mutiara ramadhan yang mampu menambahkan iman kita;



  1. Dari sahabat Jabir, Utsman bin Abu Al ‘Ash dan Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Puasa merupakan perisai terhadap neraka, sebagaimana perisai kalian pada peperangan,” (H.R. Imam Ahmad).

  2. Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Puasa adalah tameng. Bila salah seorang dari kalian berada pada hari puasa, janganlah ia berbuat dia-sia dan janganlah ia banyak mendebat. Jika orang lain mencercanya atau memusuhinya, hendaknya ia berkata, ‘Aku sedang berpuasa’,” (H.R. Al Bukhari dan Muslim).

  3. Dalam hadis Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan kebaikannya menjadi sepuluh hingga 700 kali lipat. Allah berfirman, ‘Kecuali puasa. Sesungguhnya amalan itu (puasa) adalah khusus bagi-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya, karena orang yang berpuasa meninggalkan syahwat dan makanan karena Aku. Bagi orang yang berpuasa, ada dua kegembiraan; yakni kegembiraan ketika ia berbuka dan kegembiraan ketika ia berjumpa dengan Rabb-Nya," (H.R. Muslim).

  4. Dari Sahl bin Sa’ad, Nabiyullah bersabda, “Sesungguhnya di Surga ada pintu bernama Ar Rayyan. Orang-orang yang berpuasa akan memasukinya di hari kiamat. Tidak ada seorang pun yang melewati pintu tersebut Kecua dikatakan, ‘Dimana orang-orang yang berpuasa?’ Lalu mereka (orang-orang yang berpuasa) pun memasukinya. Jika orang terakhir diantara mereka telah masuk, maka pintu itu pun dikunci hingga tak ada seorang pun yang memasukinya,” (H.R. Al Bukhari dan Muslim).

  5. Seorang sahabat, Abu Umamah, bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, perintahkanlah kepadaku untuk mengerjakan suatu amalan yang dengannya dapat memasukkanku ke dalam syurga.” Lalu Beliau bersabda, “Berpuasalan, kerana puasa itu tak ada bandingannya,” (H.R. Ahmad, An Nasa’i, Ibnu Hibban, dan yang lainnya).

  6. Dari Abu Sa’id Al Khudry, Nabi Muhammad bersabda, “Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah, kecuali Allah akan menjauhkan wajahnya dari neraka sejauh perjalanan 70 tahun,” (H.R. Al Bukhari dan Muslim).

  7. Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena keimanan dan mengharap pahala, maka dosa-dosanya yang teh lalu akan diampuni,” (H.R. Al Bukhari dan Muslim).

  8. Dalam hadis Abdullah Bin ‘Amr, Nabi Muhammad bersabda, “Puasa dan Alquran akan memberi syafaat untuk seorang hamba pada hari kiamat. Puasa berkata, ‘Wahai Rabb-ku, aku telah melarangnya terhadap makanan dan syahwat pada siang hari, maka izinkanlah aku memberikan syafa’at baginya.’ Alquran berkata, ‘Aku telah menghalanginya dari tidur malam, maka izinkanlah aku untuk memberi syafa’at baginya.’ Rasul bersabda, Maka keduanya mendapat izin untuk memberikan syafa’at kepada hamba tersebut,” (H.R. Ahmad, Al Hakim dan selain keduanya).

  9. Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada harum kasturi,” (H.R. Muslim).

  10. Dari Abdullah bin Mas’ud, Nabiyullah bersabda, “Wahai sekalian pemuda, barangsiapa diantara kalian yang mampu menikah, hendaklah ia menikah. Karena hal tersebut lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, hendaknya ia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah pemutus syahwatnya,” (H.R. Al Bukhari dan Muslim).


bottom of page